Uang dari internet mau? Daftar gratis. Klik disini

Wednesday, February 8, 2012

NGAKAK BERSAMA GUS DUR

"Gitu aja kok repot" jika denger kalimat itu pasti teringat sosok mantan presiden RI yang karismatik, yang sangat istimewa namun bergaya sederhana. siapa sih yang tidak kenal Gus Dur, Sosok figur yang satu ini sangatlah fenomenal. Beliau adalah guru bangsa, pemimpin yang belum pernah ada gantinya di bumi Indonesia, seorang tokoh Ulama', seorang Kyai terkemuka, seorang kepala keluarga yang patut di contoh. Ah intinya "Gus Dur" kita ini sangat luarbiasa. Salah satu hal yang melekat pada Diri Gus Dur adalah sifat Humorisnya.









Nah berikut bebrapa cerita humor Gus Dur yang ane kutip dari berbagai sumber. selamat membaca dan semoga terhibur.

*Krisis Ekonomi*
KETIKA Gus Dur menjadi Presiden RI, beliau mengirim tim ekonominya ke AS untuk bertemu dan meminta pandangan Presiden Bill Clinton tentang Ekonomi Indonesia yang saat itu sedang didera krisis. Sesampainya di AS, tim ekonomi disambut di Gedung Putih namun dengan nada yang sangat pesimis.
“Kami di AS punya Johny CASH (aktor di Las Vegas), Stevie WONDER (penyanyi kondang), dan Bob HOPE (pelawak tenar)” demikian sambut Clinton.
“Anda di Indonesia, tidak punya CASH (uang tunai), tidak ada WONDER (keajaiban), jadi tidak ada HOPE (harapan) …. CASHLESS, WONDERLESS, dan HOPELESS!” Tegas Bill.
Tim ekonomi Indonesia pun pulang dengan wajah tertunduk lesu.Sesampainya di Istana Merdeka, Tim ekonomi melapor kepada Presiden Gus Dur.
“Gimana hasil kunjungan ke AS?” Sapa Gus Dur.
Ketua Tim ekonomi pun berkeluh kesah: “Wah, payah Gus! Menurut Clinton Indonesia tidak punya Johny CASH, Stevie WONDER, dan Bob HOPE. Jadi kita CASHLESS, WONDERLESS, dan HOPELESS! Pendeknya susah deh, Gus!
”Sambil senyum-senyum, Gus Dur menjawab dengan jenaka dan cerdik: ”Gitu aja kok repot! Kita memang tidak punya Johny CASH, Stevie WONDER, dan Bob HOPE…. Tapi kita punya banyak SLAMET, HARTO, dan UNTUNG!”

*Oooo.. Internet..??*
 Suatu kali ada Kiai Madura yang membanggakan pembangunan pesantrennya
kepada Gus Dur.
"Wah.. pesantren saya sudah jadi. Lengkap, bangunannya luas, bertingkat."
Katanya dengan wajah bangga. "Kapan-kapan Gus Dur harus ke sana. Soalnya
sudah lengkap dengan eternit!" tambahnya.
"Eternit?" tanya Gus Dur sambil berfikir, setiap bangunan kan memang perlu
eternit.
"Payah moso enggak ngerti. Itu loh yang pakai komputer...!"
"Ohhh.. internet," jawab Gus Dur bersama-sama beberapa orang yang hadir
sambil tertawa. (mbs)

*Tidak balas SMS karena tulisanya jelek*
Suatu ketika Gus Dur membagi-bagikan handphone kepada sejumlah kiai NU.
Tentu saja para kiai ini agak kikuk dengan teknologi telepon genggam itu.
Karena merasa sejumlah kiai koleganya sudah mendapatkan handphone, Gus
Dur pun dengan mudah menghubungi mereka lewat telepon genggam tersebut.
Pada satu kesempatan, Gus Dur meminta kepada asistennya untuk
mengirimkan SMS ke salah seorang kiai. Namun, lama ditunggu, jawaban dari
sang kiai tak kunjung didapat. Alhasil Gus Dur pun menelepon sang kiai.
"Pak kiai, kalau ada SMS dari umat mbok ya dijawab," kata Gus Dur.
Lantas dengan polosnya sang kiai menjawab, "Waduh Gus, saya nggak nulis di
handphone ini, soalnya tulisan saya jelek."

*Kereta lebih cepat dari pesawat*
Setelah mendapat larangan dari dokternya untuk tidak melakukan perjalanan
jauh dengan menggunakan pesawat terbang, Gus Dur kemudian nekat untuk
berpergian jauh menggunakan kereta api.
"Anda mau pergi naik kerata api Gus? Memangnya Anda pikir bisa sampai
tepat waktu dengan naik kereta api?" ledek si dokter.
"Anda jangan meremehkan, kereta itu cepet banget loh!" jawab mantan
Presiden RI ke-4 itu.
"Kereta api mana yang bisa menandingi kecepatan pesawat terbang?" tanya
dokter.
"Oho.. Anda jangan salah. Semua kereta api bisa lebih cepat dari pesawat,"
kilah pria kelahiran Jombang, Jawa Timur, 7 September 1940 ini.
"Anda mimpi kali. Semua orang juga tahu kalau pesawat itu jelas lebih cepat
dibandingkan kereta api," cecar sang dokter.
"Wah, Anda salah. Memang sekarang ini pesawat lebih cepat. Tapi itu karena
kereta api baru bisa merangkak. Coba kalau kereta api nanti sudah bisa berdiri
dan bisa lari. Wuiih.. pasti bakalan jauh lebih cepat dari pesawat," jawab Gus
Dur, disambut wajah kecut sang dokter.

*Fenomena Gila*
JAKARTA - Konon, guyonan mantan Presiden Abdurrahman Wahid selalu
ditunggu-tunggu oleh banyak kalangan, termasuk presiden dari berbagai
negara.
Pernah suatu ketika, Gus Dur membuat tertawa Raja Saudi yang dikenal
sangat serius dan hampir tidak pernah tertawa. Oleh Kiai Mustofa Bisri (Gus
Mus), momentum tersebut dinilai sangat bersejarah bagi rakyat Negeri Kaya
Minyak. "Kenapa?" tanya Gus Dur.
"Sebab sampeyan sudah membuat Raja ketawa sampai giginya kelihatan. Baru
kali ini rakyat Saudi melihat gigi rajanya," jelas Gus Mus, yang disambut gelak
tawa Gus Dur.
Melekatnya predikat humoris pada Presiden RI yang keempat itu pun sempat
membuat Presiden Kuba Fidel Alejandro Castro Ruz penasaran. Suatu ketika,
keduanya berkesempatan bertemu.
Seperti yang diceritakan oleh mantan Kepala Protokol Istana Presiden Wahyu
Muryadi pada tayangan televisi, Fidel Castro bertanya kepada Gus Dur
mengenai joke teranyarnya.
Dijawablah oleh Gus Dur, "Di Indonesia itu terkenal dengan fenomena 'gila',".
Fidel Castro pun menyimak pernyataan mengagetkan tersebut.
"Presiden pertama dikenal dengan gila wanita. Presiden kedua dikenal dengan
gila harta. Lalu, presiden ketiga dikenal gila teknologi," tutur Gus Dur yang
kemudian terdiam sejenak.
Fidel Castro pun semakin serius mendengarkan lanjutan cerita.
"Kemudian, kalau presiden yang keempat, ya yang milih itu yang gila," celetuk
Gus Dur.
Fidel Castro pun diceritakan terpingkal-pingkal mendengar dagelan tersebut.


*Cuma Takut tiga Roda
Suatu hari, saat Abdurarahman Wahid menjabat sebagai Presiden RI, ada
pembicaraan serius. Pembicaraan bertopik isu terhangat dilakukan selesai
menghadiri sebuah rapat di Istana Negara.
Diketahui, pembicaraan itu mengenai wabah demam berdarah yang kala itu
melanda kota Jakarta. Gus Dur pun sibuk memperbincangkan penyakit
mematikan tersebut.
"Menurut Anda, mengapa demam berdarah saat ini semakin marak di Jakarta
Pak?" tanya seorang menterinya.
"Ya karena Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso melarang bemo, becak, dan
sebentar lagi bajaj dilarang beredar di Kota Jakarta ini. Padahal kan nyamuk
sini cuma takut sama tiga roda...!"

*tim pengusir Hantu Pondok Indah* 
Mungkin karena bahasan jumpa pers Gus Dur siang itu (Rabu, 25/9) yang panjang dan serius, seorang wartawan tak kuasa menahan "kebekuan."
Wartawan itu pun nyeletuk, menanyakan masalah di luar materi jumpa pers siang itu, Isu hangat yang jadi perbincangan warga Ibu Kota, yaitu hantu penunggu rumah mewah di jalan Pondok Indah.Entah serius atau tidak, atau mungkin ia pikir Gus Dur berkompeten dalam hal perhantuan dan makhluk gaib dkk, sang Wartawan pun bertanya memecah keseriusan.
"Gus, rumah kosong yang di Pondok Indah yang katanya banyak hantunya, gimana Gus?" tanya wartawan itu membuat peserta jumpa pers lainnya tersentak.  
Wartawan lain mungkin berpikir, koq bisa-bisanya nanya begituan pada Gus Dur.
Tapi namanya Gus Dur, yang mungkin memiliki motto "kalau ditanya harus jawab", ia mengomentari hal itu dengan santai. "Sorry, saya belum pernah ketemu hantunya," jawab Gus Dur ditimpali tawa semua wartawan berderai-derai.
Ternyata, selayaknya wartawan profesional, sang penanya tak mau kalah, ia mencecar Gus Dur lagi, "Apa perlu Gus Dur mengirimkan tim khusus untuk mencek kebenaran adanya hantu itu?"
Sambil terkekeh Gus Dur menjawab dengan tangkas, "Kalau mau, anda boleh jadi ketua timnya. Kayak gitu koq diurusin, lho."
     

*Kuli Dan Kyai*
Rombongan jamaah haji NU dari Tegal tiba di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah Arab
Saudi. Langsung saja kuli-kuli dari Yaman berebutan untuk mengangkut barang-barang
yang mereka bawa. Akibatnya, dua orang di antara kuli-kuli itu terlibat percekcokan
serius dalam bahasa Arab.
Melihat itu, rombongan jamaah haji tersebut spontan merubung mereka, sambil berucap:
Amin, Amin, Amin!
Gus Dur yang sedang berada di bandara itu menghampiri mereka: "Lho kenapa Anda
berkerumun di sini?"
"Mereka terlihat sangat fasih berdoa, apalagi pakai serban, mereka itu pasti
kyai."

*Obrolan Presiden*
Saking udah bosannya keliling dunia, Gus Dur coba cari suasana di pesawat RI-01. Kali
ini dia mengundang Presiden AS dan Perancis terbang bersama Gus Dur buat keliling
dunia. Boleh dong, emangnya AS dan Perancis aja yg punya pesawat kepresidenan.
Seperti biasa...
setiap presiden selalu ingin memamerkan apa yang menjadi kebanggaan negerinya.
Tidak lama presiden Amerika, Clinton mengeluarkan tangannya dan sesaat kemudian
dia berkata: "Wah kita sedang berada di atas New York!"
Presiden Indonesia (Gus Dur): "Lho kok bisa tau sih?"
"Itu.. patung Liberty kepegang!", jawab Clinton dengan bangganya.
Ngga mau kalah presiden Perancis, Jacques Chirac, ikut menjulurkan tangannya keluar.
"Tau nggak... kita sedang berada di atas kota Paris!", katanya dengan sombongnya.
Presiden Indonesia: "Wah... kok bisa tau juga?"
"Itu... menara Eiffel kepegang!", sahut presiden Perancis tersebut.
Karena disombongin sama Clinton dan Chirac, giliran Gus Dur yang menjulurkan
tangannya keluar pesawat...
"Wah... kita sedang berada di atas Tanah Abang!!!", teriak Gus Dur.
"Lho kok bisa tau sih?" tanya Clinton dan Chirac heran karena tahu Gus Dur itu kan
nggak bisa ngeliat.
"Ini... jam tangan saya ilang...", jawab Gus Dur kalem.

*Humor Bisa Sejenak Lupakan Kesulitan Hidup*
Sekalipun pandangan matanya terganggu, Gus Dur dikenal sebagai humoris. Orang yang
banyak humor. Saat berbicara, dia selalu menyelipkan joke, cerita lucu, yang membuat
pendengarnya tertawa. Joke-jokenya itu disukai oleh banyak tokoh dunia.
"Gus, kok suka humor terus sih?" tanya seorang yang kagum karena humor Gus Dur
selalu berganti-ganti. "Di pesantren, humor itu jadi kegiatan sehari-hari," jelasnya.
"Dengan lelucon, kita bisa sejenak melupakan kesulitan hidup. Dengan humor, pikiran
kita jadi sehat," sambungnya.

*Gila NU*
RUMAH Gus Dur di kawasan Ciganjur sehari-harinya tak pernah sepi dari tamu. Dari
pagi hingga malam, bahkan tak jarang sampai dinihari para tamu ini datang silih
berganti baik yang dari kalangan NU maupun bukan. Tak jarang mereka datang dari luar
kota.
Menggambarkan fanatisme orang NU, menurut Gus Dur ada tiga tipe orang NU.
"Kalau mereka datang dari pukul tujuh pagi hingga jam sembilan malam, dan
membicarakan tentang NU, itu biasanya orang NU yang memang punya komitmen dan
fanatik terhadap NU," tegas Gus Dur.
Orang NU jenis kedua, mereka yang meski sudah larut malam, sekitar jam duabelas
sampai jam satu malam, namun masih mengetuk pintu Gus Dur untuk membicarakan
NU, "Itu namanya orang gila NU," katanya.
Orang jenis ketiga, Gus?
"Tapi kalau ada orang NU yang masih juga mengetuk pintu saya jam dua dinihari
hingga jam enam pagi, itu namanya orang NU yang gila," katanya

*Kebanyakan Ngebor*
"Mengapa muncul bencana lumpur dan gas panas di Sidoarjo?" tanya Gus Dur.
"Ngebornya La Pindo, jadi jebol. Kalau La Pisan mungkin aman. Dalam bahasa Jawa Timuran
Pindo kan dua kali, Pisan, sekali," kata Gus Dur menjawab pertanyaannya sendiri.

*Tiga Polisi Ynag Baik*
Saat ngobrol-ngobrol santai dengan para wartawan, di rumahnya JL Warung Silah Ciganjur,
Kamis (17/3) siang, Gus Dur melontarkan lelucon soal polisi. Leluconyang sebenarnya juga
kritikan itu dilontarkannya menjawab pertanyaan wartawan perihal moralitas polisi yang kian
banyak dipertanyakan.
"Polisi yang baik itu cuma tiga. Pak Hugeng almarhum bekas Kapolri, patung polisi dan polisi
tidur," selorohnya.

*Ada Presiden, Dilarang Masuk Rumah Sendiri.*
Iring-iringan mobil kepresidenan yang tengah membawa Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur melaju dengan kecepatan penuh dan membelah ruas jalan di Provinsi Banten. Formasi standar. Terdepan dua motor gede Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dengan sirene meraung-raung. Berikutnya dua jip terbuka Paspampres bersenjata lengkap, mobil presiden RI-1, ambulance dan diikuti mobil-mobil pengiring. Awal tahun 2001 itu, Gus Dur akan menghadiri suatu acara di Provinsi Banten.
Selama perjalanan dari Jakarta menuju Banten, Gus Dur nampak tertidur. Tidak terasa iring-iringan mobil kepresidenan tersebut telah memasuki provinsi hasil pemekaran Provinsi Jawa Barat yang diresmikan pada 17 Oktober 2000 itu. Begitu bangun, ia menanyakan pada sang sopir telah sampai mana dan dijawab si sopir di daerah x. Sekonyong-konyong, Gus Dur memerintahkan sang sopir berbalik arah. “Sudah lama sekali saya tidak silaturahmi pada Abuya Cidahu (sesosok kyai NU kharismatik Banten). Pesantrennya barusan kita lewati. Balik dulu. Kita mampir sejenak!”
Sang sopir koordinasi sebentar dengan atasannya, akhirnya mobil iring-iringan presiden itupun berbalik arah. Hanya lantaran sang presiden nyentrik ini mau ketemu sahabatnya. Menabrak dan melabrak rambu protokoler istana dan membuat kalang kabut semua Paspampres yang mengiringinya. Tidak terkecuali polisi-polisi dan tentara yang telah standby di tempat-tempat strategis dibuat kocar-kacir.
Begitulah Gus Dur. Sosok pribadi unik, setia kawan, apa adanya, dan berani keluar dari pakem. Kisah singkat di atas diceritakan kembali oleh adik kandung Gus Dur, Aisyah Hamid Baidlowi, kepada saya beberapa waktu lalu. Masih ada kisah lain dari penuturan Bu Aisyah berkaitan dengan Pampampres. Simak yang berikut.
Sewaktu Gus Dur menjadi presiden antara 20 Oktober 1999 hingga 23 Juli 2001, sudah tidak terhitung ia berkunjung ke rumah pribadi Bu Aisyah H Baidlowi di Jalan Taman Amir Hamzah Menteng Jakarta Pusat. baik siang, sore maupun malam. Rumah itu pula yang dulu ditinggali K.H. Wachid Hasyim (orang tua Gus Dur) beserta anak-anaknya. Pada periode Gus Dur menjadi presiden, Aisyah H Baidlowi menjabat anggota DPR-RI dari Fraksi Partai Golkar.
Apa kepentingannya Gus Dur acapkali bertandang ke rumah adik kandungnya tersebut? Boleh percaya atau tidak, salah satu tujuan Gus Dur berkunjung ternyata hanya ingin tidur siang! Walaupun hanya tiga puluh menit saja. Di lain waktu, Gus Dur datang malam-malam hanya ingin menikmati martabak Jalan Minangkabau.
Menurut Aisyah H Baidlowi, ia telah diberi tahu Paspampres soal rencana kunjungan Gus Dur. Para anggota paspampres pun sudah berjaga-jaga di sekitar rumah Jalan Taman Amir Hamzah itu. Namun bukan satu dua kali, lama ditunggu tiba-tiba Gus Dur membatalkan secara sepihak kadatangannya. Di lain kesempatan, tanpa ada pemberitahuan apa-apa tiba-tiba Gus Dur sudah menongkrongi rumahnya.
“Saya beberapakali dilarang masuk rumah sendiri oleh anggota Paspampres. Hanya puluhan meter jaraknya dengan mobil yang saya naiki. Katanya memasuki daerah terlarang. Ada Presiden Gus Dur di dalam rumah. Masak mau masuk rumahnya sendiri nggak boleh sama Paspampres? Rupanya si pengawal tidak tahu. Ngotot sebentar akhirnya dijinkan masuk setelah diperiksa dengan ketat,” ujar Aisyah H Baidlowi sembari terkekeh-kekeh.

*Riya'*
“Pejabat Indonesia ini narsis dan riya' (memperlihatkan ibadahnya kepada umum),” kata
Gus Dur suatu ketika.
Dia lalu mengisahkan seorang istri pejabat Indonesia yang dijamu makan malam dalam
sebuah kunjungan ke luar negeri.
Dalam kesempatan itu, kata Gus Dur, si nyonya pejabat ditawarkan makanan pembuka
oleh seorang pramusaji, “you like salad, madame?”
“Oh sure, I like Salat five time a day. Shubuh, dzuhur, asyar, maghrib and isya,” jawab si
Nyonya percaya diri.


*Tanggapan*
 Melempar lelucon bagai tak pernah sirna dari Gus Dur, walau dalam kondisi terdesak
sekalipun.
Usai menghadiri Forum Konsolidasi Pemenangan Pilkada Langsung dan Pemilu 2009 di
Pondok Pesantren Edi Mancoro, Semarang, Senin (9/5/2005), Gus Dur didesak wartawan
agar memberikan komentar terkait kemelut PKB pasca Muktamar II.
“Bagaimana Gus tanggapannya?” desak wartawan.
Namun, Gus Dur yang sudah hapal kelakuan pers menjawab,
"sudah tidak perlu saya tanggapi. Kalau saya ngomong, sama saja dengan menanggapi,”
Gus Dur dengan lihai berkelit.
Dasar wartawan, mereka tak pernah patah semangat. Agar Gus Dur terpancing, mereka
terus merangsek Ketua Dewan Syura PKB ini.
“Ayo Gus tanggapannya?”
Akhirnya karena tak tahan, Gus Dur menyerah dan pernyataan pun terlontar.
“Memangnya ini tanggapan (pertunjukan –red). Tanggapan itu ludruk atau wayang," kata
Gus Dur santai.Wartawan pun kecele.

*Humor Jihad*
Menanggapi aksi jihad yang dilakukan oleh banyak warga Muslim yang percaya kematiannya akan 'menjamin' tempat di surga, Gus Dur malah kembali melemparkan leluconnya. 
"Gus, betulkah para pengebom itu mati syahid dan bertemu bidadari di surga?" tanya seorang wartawan kepada Gus Dur. 
Gus Dur pun menjawab, "Memangnya sudah ada yang membuktikan? Tentu saja belum kan, ulama maupun teroris itu kan juga belum pernah ke surga. Mereka itu yang jelas bukan mati syahid tapi mati sakit. Dan kalau pun mereka masuk surga, mereka akan menyesal bertemu bidadari, karena kepalanya masih tertinggal di dunia dan ditahan oleh polisi."

*NU sperti AURI*
Salah satu tradisi khas dalam lingkungan NU adalah terbangan atau bermain rebana kecil.
Para pemain terbang disebut penerbang.
Karena itu Gus Dur sering menyampaikan di depan massa istigotsahnya:
“NU itu seperti AURI. Banyak punya penerbang, tapi tidak ada kapal terbangnya.”

*Tak Punya Latar Belakang Presiden*
Mantan Presiden Abdurrahman Wahid memang unik. Dalam situasi genting
dan sangat penting pun dia masih sering meluncurkan joke-joke yang
mencerdaskan.
Seperti yang dituturkan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD saat
diinterview salah satu televisi swasta. "Waktu itu saya hampir menolak
penunjukannya sebagai Menteri Pertahanan. Alasan saya, karena saya tidak
memiliki latar belakang soal TNI/Polri atau pertahanan," ujar Mahfud.
Tak dinyana, jawaban Gus Dur waktu itu tidak kalah cerdiknya. "Pak Mahfud
harus bisa. Saya saja menjadi Presiden tidak perlu memiliki latar belakang
presiden kok," ujar Gus Dur santai.
Karuan saja Mahfud MD pun tidak berkutik. "Gus Dur memang aneh. Kalau
nggak aneh, pasti nggak akan memilih saya sebagai Menhan," kelakar Mahfud.

*Cuma Dua Ratus Ribu*
Seorang gadis, hitam manis, duduk di sebuah bar.
"Permisi, boleh saya mentraktir Anda minum?" tawar seorang laki-laki muda
menghampirinya.
"Apa ke hotel?" teriak si gadis.
"Bukan, bukan. Jangan salah paham. Saya hanya menawari minuman ...."
"Kau meminta aku menemanimu ke hotel?" teriak si gadis lebih keras.
Merasa ditolak, dengan perasaan malu, laki-laki muda itu beringsut dan duduk
di sudut ruangan. Semua orang di bar menatap laki-laki dengan sinis dan
mencibir.
Beberapa menit kemudian, si gadis menghampiri si laki-laki muda itu.
"Maafkan saya. Saya sedang menyamar. Sebenarnya, saya adalah seorang
mahasiswi psikologi yang sedang mempelajari tingkah laku manusia di situasi
yang tidak dikehendakinya."
Si laki-laki menatap dengan tampang dingin. Kemudian berteriak dengan amat
kerasnya, "Berapa? Cuma Dua ratus ribu???"

*Keliling Dunia Tidak Mati Kok*
Empat dokter ahli menyampaikan analisis negatif terhadap kesehatan Gus Dur
kepada DPR. Jauh sebelumnya, salah satu Ketua DPP Partai Golkar Agung
Laksono juga pernah mengungkit masalah itu. Agung, yang juga dokter,
mengusulkan agar Presiden Gus Dur diperiksa oleh tim dokter independen.
Usul itu disetujui oleh Ketua MPR Amien Rais.
Saat Gus Dur berkunjung ke Kairo, wartawan pun menanyakan usulan Agung
Laksono itu. "Kalau mau tahu soal kesehatan saya, tanya saja sama dokter
yang pernah memeriksa saya," jawab Gus Dur serius.
Kalau belum percaya? "Gampang saja, saya keliling (dunia) ini tidak mati
kok," jawab Gus Dur menekankan betapa sehatnya dia.
Tapi kemudian Gus Dur bilang, "Masalah begitu jangan tanya sayalah. Saya
sudah malas menjawabnya. Punya ambisi politik saja kok sampai begitu."

*Panglima AL Paraguay*
Paraguay dikenal sebagai salah satu negara yang tidak mempunyai laut. Tapi
anehnya, negara Amerika Latin ini punya panglima angkatan laut.
Suatu ketika, kata Gus Dur, Panglima AL Paraguay ini berkunjung ke negara
Brasil. Dalam kunjungan itu ia menemui Panglima AL Brasil. Salah seorang
staf AL Brasil yang ikut menemuinya bertanya seenaknya, "Negara bapak itu
aneh ya. Tidak punya laut, tapi punya panglima seperti Bapak."
Dengan kalem sang tamu pun menanggapinya, "Negeri Anda ini juga aneh, ya.
Hukumnya tidak berjalan, tapi merasa perlu mengangkat seorang menteri
kehakiman."

*Di Goda Anaknya*
Salah seorang anak Gus Dur dengan penuh rasa ingin tahu mengamati ayahnya yang
sedang memoleskan krim pembersih wajah yang dicurinya dari meja rias istrinya ke
seluruh bagian mukanya.
"Kenapa sih...Bapak selalu mengoleskan itu di wajah?" tanya anak itu.
"Supaya bapakmu ini ganteng terus," jawab Gus Dur.
Tak berapa lama kemudian Gus Dur mengambil kapas dan mengusap krem yang
menempel di wajahnya seperti yang sering dilakukan istrinya.
"Lho kok dihapus sih Pak? Putus asa ya...?" goda anaknya

*Prajurit Siapa Paling Berani?*
Di atas geladak kapal perang US Army tiga pemimpin negara sedang “berdiskusi” tentang
prajurit siapa yang paling berani. Eh kebetulan di sekitar kapal ada hiu-hiu yang sedang
kelaparan lagi berenang mencari makan …
Bill Clinton: Kalau Anda tahu … prajurit kami adalah yang terberani di seluruh dunia … Mayor
.. sini deh … coba kamu berenang keliling ini kapal sepuluh kali.
Mayor: (walau tahu ada hiu) siap pak, demia “The Star Spangled Banner” saya siap ,,,
(akhirnya dia terjun dan mengelilingi kapal 10 kali sambil dikejar hiu).
Mayor: (naik kapal dan menghadap) Selesai pak!!! Long Live America!!
Clinton: Hebat kamu, kembali ke pasukan!
Koizumi: (tak mau ketinggal, dia panggil sang sersan) Sersan! Menghadap sebentar (sang
Sersan datang) … coba kamu keliling kapal ini sebanyak 50 kali … !
Sersan: (melihat ada hiu … glek … tapi) for the queen I’am ready to serve!!! (pekik sang
sersan, kemudian membuka-buka baju lalu terjun ke laut dan berenang keliling 50 kali … dan
dikejar hiu juga).
Sersan: (menghadap sang perdana menteri) GOD save the queen!!!
Koizumi: Hebat kamu … kembali ke tempat … Anda lihat Pak Clinton … Prajurit saya lebih
berani dari prajurit Anda … (tersenyum dengan hebat …)
Gus Dur: Kopral ke sini kamu … (setelah dayang …) saya perintahkan kamu untuk terjun ke
laut lalu berenang mengelilingi kapal perang ini sebanyak 100 kali … ok?
Kopral: Hah … Anda gila yah …! Presiden nggak punya otak … nyuruh berenang bersama hiu
… kurang ajar!!! (sang Kopral pun pergi meninggalkan sang presiden …)
Gus Dur: (Dengan sangat bangga) Anda lihat Pak Clinton dan Pak … Cumi Cumi … kira-kira
siapa yang punya prajurit yang paling BERANI!!! … Hidup Indonesia … !!!

*Becak Dilarang Masuk*
Ceritanya ada seorang tukang becak asal Madura yang pernah dipergoki oleh polisi ketika
melanggar rambu “becak dilarang masuk”. Tukang becak itu masuk ke jalan yang ada rambu
gambar becak disilang dengan garis hitam yang berarti jalan itu tidak boleh dimasuki oleh
becak.
“Apa kamu tidak melihat gambar itu? Itu kan gambar becak tak boleh masuk jalan ini,” bentak
pak polisi. “Oh saya melihat pak, tapi itu kan gambarnya becak kosong, tidak ada
pengemudinya. Becak saya kan ada yang mengemudi, tidak kosong berarti boleh masuk,”
jawab si tukang becak .
“Bodoh, apa kamu tidak bisa baca? Di bawah gambar itu kan ada tulisan bahwa becak dilarang
masuk,” bentak pak polisi lagi.
“Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya bisa membaca maka saya jadi polisi seperti
sampeyan, bukan jadi tukang becak seperti ini,” jawab si tukang becak sambil cengengesan.

*Derajat Sopir Metromini Diatas Kyai*
Di pintu akherat seorang malaikat menanyai seorang sopir Metro Mini. “Apa kerjamu selama
di dunia?” tanya malaikat itu.
“Saya sopir Metro Mini, Pak.” lalu malaikat itu memberikan kamar yang mewah untuk sopir
Metro tersebut dan peralatan yang terbuat dari emas.
Lalu datang Gus Dur dengan dituntutn ajudannya yang setia.
“Apa kerja kamu di dunia?” tanya malaikat kepada Gus Dur.
“Saya presiden dan juga juru dakwah Pak…” lalu malaikat itu memberikan kamar yang kecil
dan peralatan dari kayu. Melihat itu Gus Dur protes.
“Pak kenapa kok saya yang presiden sekaligus juru dakwah mendapatkan yang lebih rendah
dari seorang sopir Metro..?” Dengan tenang malaikat itu menjawab: “Begini Pak… Pada saat
Bapak ceramah, Bapak membuat orang-orang semua ngantuk dan tertidur… sehingga
melupakan Tuhan. Sedangkan pada saat sopir Metro Mini mengemudi dengan ngebut, ia
membuat orang-orang berdoa dan ingat pada Alloh…” (just kidding).

*Argumeter Jepang Sangat Cepat*
Di luar Hotel Hilton, Gus Dur bersama sahabatnya yang seorang turis Jepang mau pergi ke Bandara. Mereka naik taksi di jalan, tiba-tiba saja ada mobil kencang banget, menyalip taksi tersebut. Dengan bangga si Jepang berteriak, “Aaaah Toyota made in Japan sangat cepat…!”
Enggak lama kemudian mobil lain nyalip juga taksi tersebut. Si Jepang teriak lagi “Aaaah Nissan made ini Japan sangat cepat.”  Enggak lama kemudian lewat lagi satu mobil menyalip mobil tersebut dan si Jepang teriak lagi “Aaaah Mitsubishi made in Japan sangat cepat…!” Gus Dur dan sopir taksi itu merasa kesal melihat si Jepang ini bener-bener nasionalis.Kemudian, sesampainya di bandara, sopir taksi bilang ke si Jepang.
Supir taksi : “100 dolar please…”
Si Jepang : What,,??!! 100 dolars…?! mahal sekali…!!”
Gus Dur : “Aaaah… Argometer made ini Japan kan sangat cepat sekali!!”

*Duet Ideal* 
Mengejek diri sendiri adalah hal yang kerap yang dilakukan Gus Dur.  
Dalam sebuah pertemuan besar melibatkan para pebisnis intenasional di Bali akhir 1999, di depan ratusan peserta dari berbagai negara, dengan rileks Gus Dur bicara dalam bahasa Inggris yang fasih.  
"Presiden dan Wakil Presiden kali Ini adalah tim yang ideal," katanya. "Presidennya tidak bisa melihat, dan Wakilnya tidak bisa ngomong ...."

*Jawaban Ho'oh*
Seorang ajudan Presiden Bill Clinton dari Amerika Serikat sedang jalan-jalan di Jakarta. Karena bingung dan tersesat, dia kemudian bertanya kepada seorang penjual rokok. “Apa betul ini Jalan Sudirman?” “Ho oh,” jawab si penjual rokok.
Karena bingung dengan jawaban tersebut, dia kemudian bertanya lagi kepada seorang Polisi yang sedang mengatur lalu lintas. “Apa ini Jalan Sudirman?” Polisi menjawab, “Betul.”
Karena bingung mendapat jawaban yang berbeda, akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur yang waktu itu kebetulan melintas bersama ajudannya. “Apa ini Jalan Sudirman?” Gus Dur menjawab “Benar.”
Bule itu semakin bingung saja karena mendapat tiga jawaban yang berbeda. Lalu akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur lagi, mengapa waktu tanya tukang rokok dijawab “Ho oh,” lalu tanya polisi dijawab “betul” dan yang terakhir dijawab Gus Dur dengan kata “benar.”
Gus Dur tertegun sejenak, lalu dia berkata, “Ooh begini, kalau Anda bertanya kepada tamatan SD maka jawabannya adalah ho oh, kalau yang bertanya kepada tamatan SMA maka jawabannya adalah betul. Sedangkan kalau yang bertanya kepada tamatan Universitas maka jawabannya benar.”
Ajudan Clinton itu mengangguk dan akhirnya bertanya, “Jadi Anda ini seorang sarjana?”
Dengan spontan Gus Dur menjawab, “Ho … oh!”

*Gus Dur Dicium Artis Cantik*
Magnet sense of humor Gus Dur yang tinggi membuat kesengsem seorang artis cantik saat hadir dalam suatu acara di rumah salah seorang pengasuh Pondok Kajen, Jawa Tengah. Saking gemesnya, artis itu dengan santai langsung ngesun (mencium) pipi Gus Dur tanpa pake permisi. Jelas beberapa di antara mereka yang hadir langsung dibikin kaget dan bingung. Siapa yang kuat ngeliat kiai nyentrik cuma diem aja disun (dicium) artis cantik.
Tak lama kemudian begitu sudah agak sepi, Gus Mus yang sedang di antara mereka, langsung numpahin sederet kalimat yang sudah dari tadi cuma bisa disimpan di dalam hati.
“Loh Gus, kok Gus Dur diam saja sih disun sama perempuan?’”
Dengan santai dan.. silakan bayangin sendiri gayanya, Gus Dur malah ngasih jawaban sepele.
“Lha wong saya kan nggak bisa lihat. Ya mbok sampeyan jangan pengen….”

*Gali Duluan*
Penggalian situs Batu Tulis, Bogor untuk mencari harta karun oleh Menag Sayyid Agil Husein Al Munnawar jadi berita yang paling menghebohkan.
Wartawanpun berduyun-duyun menanyakan soal fenomena mistik yang dipercayai Menag Al Munnawar kepada Gus Dur.
Saat kunjungannya ke Serang, Banten (21/8 2002) Gus Dur ditanya,apakah dia percaya adanya harta karun di Situs Batu Tulis?
Dengan ringan Gus Dur menjawab "Kalau saya percaya sudah dari dulu-dulu, saya gali duluan." Mendengar jawaban itu kontan wartawan yang mewawancarainya terpingkal-pingkal.

*Clinton Ngakak*
Gus Dur bercerita, suatau hari Kennedy mengajak serombongan wartawan ke ruang kerja Presiden AS. Di salah satu dindingnya ada sebuah lubang kecil tempat Presiden Dwight Eisenhower menaruh peralatan golfnya.
"Ini lho, perpustakaannya Eisenhower," kata Kennedy mengejek pendahulunya itu. Clinton terpingkal mendengarkan cerita Gus Dur itu.
Dari mana Gus Dur mendapat cerita itu? "Saya baca di buku Ted Sorrensen," kata Gus Dur.
"Lho jadi Presiden Clinton sendiri tidak tahu cerita itu?" tanya Jaya Suprana.
"Ya mungkin nggak tahu, sebab dia nggak baca buku. Mana mungkin Presiden Amerika baca buku? Kalau dia baca buku berarti kelihatan dia nggak punya kerjaan. Nah, kalau Presiden Indonesia, justru harus baca buku sebab nggak ada kerjaan," timpal Gus Dur.

*Soeharto Hanyut*
Sudah tentu mantan Presiden Soeharto kebagian sentilan Gus Dur. Suatu hari Pak Harto mancing di sebuah sungai. Saking asyiknya, Pak Harto tidak sadar bahwa air sungai itu meluap, lalu Pak Harto hanyut terbawa arus.
Rupanya nasib Pak Harto lagi baik, ia diselamatkan seorang petani. Merasa berutang budi dan sangat berterima kasih, Pak Harto berkata kepada penolongnya itu.
"Kamu tahu nggak saya ini siapa?" tanya Pak Harto.
"Tidak," jawab si Petani.
"Saya ini Soeharto, Presiden Republik Indonesia. Nah, karena kamu sudah menolong saya, maka kamu boleh minta apa saja. Pasti saya beri."
"Saya cuma minta satu hal saja , Bapak Presiden,' kata Petani.
"Katakan saja, apa itu?"
"Tolong jangan bilang pada siapa-siapa, bahwa saya yang menolong Bapak."

*Kursus Prancis Gratis*
Banyak pengalaman yang dilaui bersama oleh Gus Dur dan Gus Mus (KH. Mustofa Bisri) selama mereka belajar di Mesir. Misalnya soal kursus bahasa Prancis.
Gus Mus ikut dalam kelas bahasa Prancis, sedang Gus Dur tidak. Tapi, setiap Gus Mus tekun mempelajari bahsa negeri anggur itu, biasanya Gus Dur ikut mendompleng.
Tentu saja gratis, Gus Mus tak menarik bayaran. Sang Kawan turut mendengarkan apa yang dipelajari Gus Mus.
"Anehnya,' tutur Gus Mus, "Akhirnya saya tetap tidak bisa ngomong Prancis, sedangkan Gus Dur bisa."

 *Seiring Sejalan*
DALAM sebuah forum yang dihadiri pejabat sipil dan militer, Gus Dur, yang saat itu masih menjadi Ketua Umum PBNU, menjadi salah satu pembicaranya.
“Untuk melaksanakan pembangunan nasional diperlukan persatuan dan kesatuan semua golongan. Para ulama dan umara’ harus bersatu bagaikan sekeping mata uang,” katanya. Sampai di sini hadirin masih manggut-manggut.Lalu Gus Dur melanjutkan, “Antara ulama bisa seiring, namun belum tentu sejalan,” katanya. Hadirin mulai mengernyitkan dahi.
“Contohnya di forum ini. Para ulama dan umara’ bisa seiring duduk sama rendah, berdiri sama tinggi, namun belum tentu seiring sejalan, atau memang tidak sejalan, khususnya dengan militer.” Hadirin pun mulai membelalak. “Jika para ulama dan kyai masuk ruangan ini, disunatkan mengenakan tutup kepala, tetapi para umara’ khususnya militer malah diwajibkan melepas tutup kepala.”
Karuan saja hadirin menjadi tertawa.

*Hanya Tiga Bangsa Yang Mendarat di Bulan*
Pernah dalam wawancara di televisi Gus Dur bertanya kepada pewawancara: “Orang dari bangsa apa saja yang telah sampai ke bulan?” Jawab si pewawancara, “Jelas orang Amerika, dong!” Gus Dur bertanya lagi, “Bangsa apa lagi yang lain?” Si pewawancara terdiam tidak tahu.
Jawab Gus Dur. “Ada tiga bangsa yang telah mendarat di bulan. Pertama, jelas orang Amerika yang mendarat di bulan dengan pesawat Apollo. Kedua, orang RRC karena jumlah penduduknya yang terbanyak di dunia. Mereka sepakat satu per satu naik di pundak terus sampai ke atas dan akhirnya mencapai bulan. Ketiga, orang Indonesia. Mengapa? Karena orang Indonesia paling doyan seminar. Kertas-kertas seminar ditumpuk begitu banyak dan saking banyaknya akhirnya sampai ke bulan.”










No comments:

Post a Comment

Coment gratis,,Coment gratis,,

TOLAB.COM adalah blog sederhana yang saya buat sebagai madia untuk mencari maupun berbagi pengalaman,wawasan serta pengetahuan.Dan jangan pernah kita bangga dikenal banyak orang namun buatlah mereka bangga mengenal kita.terimaksih telah berkunjung semoga bermanfaat.

ARTIKEL POPULER